Apa itu Pembelajaran Hybrid ?
Hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka untuk beberapa jam. Hybrid learning dilakukan guna meminimalisir dampak psikososial siswa.
Bentuk pembelajarannya merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Hybrid yang dimaksud adalah pembelajaran tatap muka dilakukan secara rotasi dengan jumlah siswa 50 persen. Misalnya, dari jumlah siswa 30 orang menjadi 15 orang per pertemuan tatap muka di kelas. Sisanya mengikuti kelas pembelajaran daring atau luring, dan bergantian. Pembelajaran tatap muka dilakukan untuk memberi kesempatan bagi anak-anak yang kesulitan melakukan PJJ.
Orangtua juga dipersilahkan memilih untuk metode pembelajaran untuk anaknya, bisa mengikuti tatap muka, pembelajaran daring, atau luring. Untuk siswa yang kesulitan mengakses internet, mereka bisa datang 2-3 kali seminggu ke sekolah belajar dengan gurunya. Waktunya disesuai dengan kesepakatan bersama dan wajib mengutamakan keamanan dan kesehatan.
Baca juga : Hybrid Learning Solusi Belajar Masa Pandemik
Masalah Teknis dalam melaksanakan Pembelajaran Hybrid
Dalam penyelenggaran Hybrid Learning ini perlu penunjang teknologi baik itu hardware ataupun software. Nah tidak setiap sekolah / kampus memiliki perangkat yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran Hybrid ini.
Selain dari perangkat tentunya juga harus adanya sumberdaya manusia yang kompeten dalam membuat penyelenggaran Hybrid Learning, sehingga nantinya tidak terjadi seperti, suara guru/dosen yang kurang terdngar, atau kualitas video yang kurang jelas diterima oleh mereka yang sedang online.
Kemudian konektifitas juga akan mejadi hambatan tersendiri dalam melaksankan sistem pembelajaran Hybrid ini. Jadi sekolah harus dipastikan mempunyai konektifitas internet yang mumpuni, sehingga nantinya ketika sedang berjalannya pembelajaran tidak adanya ganguan konektifitas.
Solusi dalam menangani permasalahan Teknis pembelajaran Hybrid
Solusi yang harus dilakukan sekolah adalah, dengan membeli atau menyewa perangkat untuk menunjang sistem pembelajaran hybrid ini. Lalu perangkat apa saja yang harus disiapkan ;
Perangkat Keras : Kamera Video, Kamera Web Cam, Wireless Microphone, Audio Mixer, Video Mixer, Lighting, Kabel HDMI, Kabel SDI, Kabel CAT 6e.
Perangkat Lunak : Zoom, Google Meet, Learning Mangagement System.
Solusi yang harus dilakukan dengan sumber daya manusia untuk penyelenggaraan Hybrid Learning adalah, dengan cara memberikan pelatihan kepada para guru/dosen. Atau memberikan pelatihan kepada staff khusus dari sekolah atau kampus tersebut. Nah jika kedua tersebut tidak bisa terpenuhi maka yang harus dilakukan adalah dengan cara menyewa/hire operator untuk penyelenggaran hybrid learning ini.
Klik disini solusi yang ditawarkan oleh ANFO
Ketika di sekolah masih belum tersedia konekfitas internet maka solusinya adalah melakukan pemasangan internet bisa dengan cara membeli atau menggunakan sisteam sewa, atau sekolah cukup membeli perangkat mobile wifi seperti telkom orbit. Idealnya sih lebih baik untuk memaang konektifitas internet, karena bisa bermanfaat untuk jangka panjang.
Persiapan dalam melaksanakan sistem pembelajaran Hybrid Learning.
Menerapkan hybrid learning sama seperti dengan pembelajaran yang dilakukan selama ini, yaitu dimulai dengan persiapan. Persiapan hybrid learning dimulai dengan melakukan seting perangkat keras dan perangkat lunak, lalu analisis peserta didik, konteks dan konten pembelajaran atau perkuliahan. Hasil dari analisis ini untuk memetakan kompetensi harus dikuasai oleh peserta didik melalui tatap muka secara langsung atau mandiri secara daring.
Selanjutnya hasil analisis tersebut dituangkan ke dalam silabus atau rencana pembelajaran. Pelaksanaan hybrid learning dapat dilaksanakan dengan pembagian peserta pembelajaran dalam satu kelas dibagi menjadi dua shift. Untuk minggu pertama misal shift A pembelajaran tatap muka shift B pembelajaran secara daring. Sebaliknya pada minggu kedua shift A pembelajaran secara daring shift B pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran tatap muka dilakukan secara langsung di dalam kelas. Pembelajaran secara daring dilakukan untuk memfasilitasi interaksi daring dengan menggunakan learning management system (LMS).
Pembelajaran secara daring real time sebaiknya juga disertai tugas mandiri dan terstruktur. Evaluasi pembelajaran hybrid learning mencakup evaluasi atau hasil capaian pembelajaran untuk mengukur penguasaan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ujian dapat dilakukan secara tata muka di sekolah atau dilakukan secara daring.
Hybrid Learning yang diselenggarakan tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai pedoman pencegahan penularan yaitu 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi serta suhu tubuh 37,3 C.